Sumarsih namanya. Wajahnya oval, kulit langsat, dan berhidung
mancung. Dia manis sekali, apalagi bila sedang tersenyum padaku. Kontan
saja aku bisa melupakan Sugiarsih, cinta (monyet) pertamaku. Sungguh.
Apalagi bila melihat tubuh langsing itu melangkah dengan gemulai, oi,
Mak, alangkah cindonya gadis satu ini. Terlebih gadis berambut panjang
sepinggang ini menunjukkan rasa suka padaku juga. Ya, setidaknya
begitulah yang kurasa. Setidaknya dia tidak menaruh kebencian padaku.